
Jakarta – November menjadi bulan yang paling dinantikan oleh semua pendidik di Indonesia. Bagaimana tidak, setiap tanggal 25 November penduduk Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Dalam artikel ini kami memberikan beberapa Pola Puisi Hari Guru Nasional agar para pembaca bisa membuat dengan versi kalian sendiri
Pada hari ini, kau bisa menampilkan apresiasi setinggi mungkin bagi sang hero tanpa tanda jasa. Biasanya sekolah mulai menjalankan upacara Hari Guru Nasional yang disusul dengan banyak sekali kegiatan.
Dari saling bersalaman, menampilkan bunga, memberi kado pada guru terkasih, hingga pembacaan puisi Hari Guru Nasional. Siswa bisa menghasilkan puisi dan mencurahkan perasaannya terhadap guru terkasih.
Tetapi apabila kebingungan, berikut ini kumpulan teladan puisi Hari Guru Nasional yg menjamah hati dan bisa dijadikan pemikiran dikutip dari arsip detikEdu, Jumat (22/11/2024).
Hari Guru merupakan momentum penting untuk menghargai peran guru dalam membentuk generasi penerus bangsa. Salah satu cara yang indah untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi terhadap guru adalah melalui puisi. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mampu menyampaikan pesan dengan indah dan penuh makna.
Kumpulan Puisi Hari Guru Nasional
Pola Puisi Hari Guru 1
Kilauan Lentera
Karya: Zafirah Sawsan Mumtaz
Kala kebodohan membelenggu diri
Akan huruf yang tak sanggup dimengerti
Engkau tiba memberi arti
Dengan baswara bagai indurasmi
Harsa datang menghampiri
Terbaluti kilauan lentera suci
Saat engkau basmi buta huruf kami
Persistensi membimbing diri ini
Menjadikan diri berbudi pekerti
Kau laksanakan semua tanpa pamrih
Terima kasih atas jasamu, Guru.
Pola Puisi Hari Guru 2
Terima Kasih Guruku
Karya: Ummu Arifah Ahas
Guru…
Kami datang tanpa bekal
Kami datang dengan impian
Engkau wujudkan seluruhnya untuk kami
Engkau memberi kami cahaya dalam kegelapan
Guru…
Engkau laksana embun
Di waktu pagi yang membasahi dedaunan
Engkau laksana sinar pagi
Yang menerangi kegelapan
Tanpamu kami tidak bisa apa-apa
Tanpamu kami buta akan dunia
Terima kasih guru…
Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas jasa-jasamu
Semoga engkau senantiasa dalam lindungan Allah SWT
Pola Puisi Hari Guru 3
Untukmu Guru
Oleh: I Kadek Agus Sudiandika
Marahlah kalau kami salah
Tertawalah kalau engkau gundah
Dan tetaplah tunjukkan senyum terindah
Engkau berjuang tanpa lelah
Membimbing kami di sekolah
Mengajarkan ilmu, akhlak, dan akidah
Suaramu bagai ombak yg memecah
Auramu yg senantiasa gagah
Menyadarkan kami mulai fitrah
Puisi Hari Guru 4
Untuk Guru Indonesia
Oleh: Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Tanpa guru
Takkan ada yang kalian tahu
Tanpa guru
Takkan ada yg kami mampu
Tanpa guru
Kita hanyalah debu
Yang melayang tidak berarah
Tersapu angin tak tentu arah
Guru……
Ucapanmu merupakan isyarat kami
Tindakanmu merupakan tauladan kami
Ridho Mu yaitu kunci berhasil kami
Doamu merupakan berkah tidak bertepi
Jika ada yg mengajukan pertanyaan pada kami
Siapa yang paling berjasa pada diri ini?
Maka namamu yg kan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah yaitu juga guru utama kami
Pola Puisi Hari Guru 5
Jangan Berhenti, Guruku
Oleh: Noven Kusainun (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Waktu terus berlangsung dan berlalu
Akan ada yang berubah, mulai ada yang baru
Namun siapa yang layak menggantikanmu
Pemilik ketulusan yg senantiasa menghasilkan haru
Kau ajarkan kata, kau ajarkan angka
Di sana kau balut kisah dengan cinta
Cinta yg menjadikanmu bangga
Akan kiprah dan tugasmu untuk bangsa
Kini perkembangan sedang menguji
Hendak memerankanmu tetapi tanpa hati
Karenanya kehadiranmu tetap dinanti
Menyambut mereka bareng cerahnya pagi
Jangan berhenti, guruku
Tetaplah menebar semangat buat bangsamu
Jadikan mereka besar lengan berkuasa dengan moral pembaharu
Kuatkan dan cerdaskan, jangan berhenti, guruku
Pola Puisi Hari Guru 6
Guru
Oleh: Laila Variani (SMP Dwijendra Denpasar, Bali)
Dulu duniaku kosong
Duniaku gelap
Tapi sekarang duniaku berwarna
Karena adanya guru
Ialah guruku
Yang mendidik aku
Membekalkanku dengan ilmu
Dengan tulusmu dan sabarmu
Kau
Mengabdi dengan ikhlas
Untuk agama, bangsa, dan negara
Walaupun dengan honor yang tidak besar
Guru
Rela mengeluarkan harta, pikiran, jiwa, dan nyawanya
Hanya untuk mengajar menampilkan ilmu untuk penduduk Indonesia
Terima kasih
Wahai guru
Aku akan terus
Mengukir namamu di dalam hatiku
Puisi Hari Guru 7
Guru
Oleh: Kahlil Gibran
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah ia mengawali mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang yang lain
Dan biarkan pula ia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yg mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang yang lain
Puisi Hari Guru 8
Guruku Nomor Satu
Oleh: Chairil Anwar
Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku senang alasannya merupakan kau yaitu guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yg kau ajarkan
Sebagai seorang teladan, kau menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk melakukan pekerjaan dan bagi menggapai
Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kau menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, gampang-mudahan ku berkembang dan gampang-mudahan sukses
Kamu menolongku membuatkan potensiku
Aku berterima kasih buat semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan saya ingin berkata
Sebagai seorang guru, kau nomor sesuatu!
Puisi Hari Guru 9
Pesan bagi Guruku
Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan jenuh terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, saya juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri mudah-mudahan tidak buyar
Puisi Hari Guru 10
Kau dan Sejarah
Oleh: Asti Puja Madani (SMA Negeri 5 Mandau)
Saat bumi masih mengelilingi matahari
Angin masih berhembus di badan
Roh masih bertempat di raga
Kamis ini yg ku nanti
Menunggu waktu berjalan
Tanpa di sadari hari itu pun datang
Saat Ki Hajar Dewantara hadir di sejarah
Engkau hadir di dalam jiwa berdarah
RA Kartini mendatangkan hak pendidikan perempuan
Engkau hadir melanjutkan dan bertahan
Saat suhu mempengaruhi laju reaksi
Maka engkau mempengaruhi pendidikan ini
Saat F/A yaitu tegangan
Kuharap kalian tanpa keregangan
Puisi ini tak seindah punya WS Rendra
Tak setegas milik Chairil Anwar
Tapi, saya tetap berharap kenagan kalian
Jangan terlupa dan jangan memudar
Puisi Hari Guru 11
Bersamamu, Guruku
Oleh: Yoga Permana Wijaya
Ketika aku memandang langit
Tingginya takkan sanggup kuraih berjinjit
Tapi tatkala saya menatapnya bersamamu, guruku
Aku sanggup menggapai cita setinggi itu
Ketika saya memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala saya memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku menyaksikan gunung
Beratnya takkan bisa kupikul di punggung
Tapi tatkala saya melihatnya bersamamu, guruku
Aku bisa mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan mengajukan pertanyaan jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku menyaksikan segi lain dunia
Tuk menggantinya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.
Puisi Hari Guru 12
Didikan Keras
Oleh: Chairil Anwar
Ketika saya memasuki kelasmu, saya berpikir
Tantangan apa yg hendak kau berikan padaku
Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kehabisan yang mencurigai diri
Kamu sungguh telah membuka pikiranku
Dengan kebijakan, keras dan ketegasan
Kamu membantuku untuk menyaksikan atas
Menemukan tujuan yg mesti kucapai
Kamu mengeluarkanku dari kegalauan
Terima kasihku atas jerih payahmu
Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku
Perhatianmu sungguh menjamah hati dan pikiranku
Aku mulai senantiasa mengingat jeweran mu
Aku berharap semua guru sepertimu
Puisi Hari Guru 13
Guruku
Karya: KH A Mustofa Bisri (Gus Mus)
Ketika saya kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang paling besar dan terpintar
Ketika saya besar dan menjadi pintar
Kulihat ia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tidak tahu harga guru
Ataukah sekarang aku tak tahu
Menghargai guru?
Puisi Hari Guru 14
Sebatang Kapur
Karya: Iroh Rohmawati
Deretan formasi dingklik tanpa kedua kaki tetap berdiri meskipun tidak dapat berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan hingga menghalau tikus tikus kemalasan di otak kami
Tanpa mengenal letih kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan honor tak seberapa dibandingkan honor para aparatur aparatur negara yg tidak adil
Guru…
Nama yg hendak senantiasa diingat sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yg mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami memperoleh arti pentingnya kehidupan
Puisi Hari Guru 15
Doa Tulus Kudus
Karya: Rizqi Ãinunhayati dalam buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional yang disusun oleh Vania Kharizma Satriawan, dkk.
Guruku, pembuka cakrawala dunia
Engkau amat mulia
Kau ajarkanku wacana banyak hal
Engkau panutanku wahai guruku
Hadirmu kolam tetes air hujan di keringnya raga
Hadirmu kolam pelita gelapnya relung jiwa
Hadirmu kolam pelangi indah berseri
Guru
Tiada hari tanpa asupan nutrisi ilmu darimu
Walau sekarang kutahu
Kau tengah berjuang dengan hasrat pasti
Berkali-kali bacokan cinta kau terima dengan senang hati
Kau terjang panasnya radiasi
Dahaga sudah lah jangan ditanya lagi
Sakit tiada lagi kau rasa demi mewarnai hari kami
Guru
Jasamu terpatri dalam sanubari
Terngiang dalam kenangan pasti
Derap langkahmu panutan arah ini
Teruslah melayang menyoroti dunia kami
Doa kami senantiasa mengiringi
Semoga sang Ilahi senantiasa memberkahi
Itulah kumpulah teladan puisi Hari Guru Nasional yg sungguh menjamah hari. Selamat Hari Guru Nasional detikers!