Jakarta –
Bank Mandiri menentukan keadaan keuangan perusahaan berada di posisi yang memiliki pengaruh dan sehat. Serta terus menentukan bakal terus menjaga stabilitas keuangan dan menentukan keselamatan dana nasabah di tengah aneka macam tantangan.
Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menerangkan selaku bab dari sinergi dalam menjaga stabilitas metode keuangan nasional, Bank Mandiri terus berkomitmen melaksanakan operasional bisnis secara maksimal dan profesional. 
“Sebagai forum jasa keuangan, Bank Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan operasional bisnis menurut prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diawasi ketat oleh regulator yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ialah penerima penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta menerapkan praktik perbankan terbaik yang berorientasi pada pinjaman kepentingan nasabah dan stabilitas metode keuangan nasional,” ujar Ashidiq dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/2/2025).
Dia menerangkan Bank Mandiri mencatatkan perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid sepanjang tahun 2024. Hingga final tahun lalu, DPK Bank Mandiri meningkat sebesar 6,82% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1.327 triliun dengan dominasi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) yang meraih 80,3% dari total DPK.
| Baca juga: Bank Mandiri Masuk Daftar Perusahaan Terbaik di Asia Pasifik 2025 |
Dari segi likuiditas, Bank Mandiri berada pada tingkat optimal, sebagaimana tercermin dari aneka macam indikator keuangan utama. Sepanjang tahun 2024, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) tercatat 94,8%. Selain itu, Loan to Funding Ratio (LFR) meraih 82,9%, sedangkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 141% serta Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 109%.
“Pencapaian ini merefleksikan taktik pengelolaan likuiditas yang efektif, menentukan ketahanan bank dalam menghadapi dinamika pasar serta tetap menyanggupi keperluan nasabah dan pemangku kepentingan,” jelasnya.
Sebagai bab dari taktik akselerasi dan sinergi untuk percepatan ekonomi negeri, Bank Mandiri terus menampilkan perkembangan dalam penyaluran kredit. Sepanjang 2024, kredit yang disalurkan secara bank-only meraih Rp 1.310,8 triliun, berkembang 20,7% (YoY). Pertumbuhan ini disokong oleh segmen wholesale yang mencatatkan kenaikan 25,5% (YoY) menjadi Rp 913,3 triliun, serta kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkembang 6% (YoY) menjadi Rp 135 triliun.
Dia menyampaikan Bank Mandiri turut menjaga mutu asetnya dengan baik. Pada final 2024, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross secara bank-only mengalami penurunan menjadi 0,97% dari 1,02% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio NPL net juga menampilkan tren nyata dengan membaik menjadi 0,33% per Desember 2024.
“Pencapaian ini merefleksikan efektivitas taktik pengelolaan risiko kredit yang dipraktekkan oleh Bank Mandiri, yang berkomitmen untuk menjaga mutu portofolio kredit serta menentukan stabilitas keuangan yang berkelanjutan,” kata Ashidiq.
Dia menyertakan Mandiri juga sukses menjaga posisi mereka selaku bank dengan aset paling besar di Indonesia yaitu Rp 2.427 triliun per final 2024. Pihaknya menentukan bakal terus berperan aktif dalam memperkuat industri keuangan nasional.
“Melalui pencapaian-pencapaian tersebut, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menjaga kinerja yang berkesinambungan serta menyediakan nilai tambah yang maksimal bagi nasabah dan masyarakat. Kami yakin bahwa stabilitas dan keyakinan yang terus tersadar akan mendukung perkembangan ekonomi nasional serta kemakmuran penduduk Indonesia,” tutupnya.
